INDIVIDU,
KELUARGA, DAN MASYARAKAT
Pertumbuhan
Individu
1.1 Pengertian
Individu
Individu
berasal dari kata latin, “individuum” yang artinya tak terbagi.
Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang
paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai
keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas
yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen.
Individu adalah seorang
manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan
sosialnya,malainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik
dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu,
yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang
bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang
lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan:
pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua
takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004:
64).
Individu menurut konsep
Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk
ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang
meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
1. Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama
2. Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
3. Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
4. Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat
1. Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama
2. Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
3. Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
4. Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat
1.2 Pengertian
Pertumbuhan
Pertumbuhan dapat
diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materil sesuatu sebagai akibat
dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa
pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi tidak ada, dari kecil
menjadi besar dari sedikit menjadi banyak, dari sempi t menjadi luas, dan
lain-lain.
Pertumbuhan hanya berlaku pada hal-hal yang bersifat kuantitatif, karena tidak selamanya materiil itu kuantitaif. Materiil dapat berupa bahan-bahan kuantitatif sepertinya misalnya atom, sel, kromosom, rambut, molekul dan lain-lain.
Materiil dapat pula berupa terdiri dari bahan-bahan kauntitatif seperti kesan, keinginan, ide, gagasan, pengetahuan, nilai,, dan lain-lain. Materiil dapat terdiri dari kualitas ataupun kuantitas kenyataan inilah yang barangkali membuat orang mengalami kesulitan dalam membedakan antara pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan hanya berlaku pada hal-hal yang bersifat kuantitatif, karena tidak selamanya materiil itu kuantitaif. Materiil dapat berupa bahan-bahan kuantitatif sepertinya misalnya atom, sel, kromosom, rambut, molekul dan lain-lain.
Materiil dapat pula berupa terdiri dari bahan-bahan kauntitatif seperti kesan, keinginan, ide, gagasan, pengetahuan, nilai,, dan lain-lain. Materiil dapat terdiri dari kualitas ataupun kuantitas kenyataan inilah yang barangkali membuat orang mengalami kesulitan dalam membedakan antara pertumbuhan dan perkembangan.
1.3 Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan
·
Pendirian Nativistik yaitu Pertumbuhan individu
semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
·
Pendirian Empiristik dan Envinronmentalistik yaitu
Pertumbuhan individu semata-mata tergantung kepada lingkungan sedangkan dasar
tidak berperanan sama sekali.
·
Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme yaitu
Interaksi antara dasar dan linkunagan dapat menentukan pertumbuhan individu.
·
Tahap pertumbuhan Individu berdasarkan Psikologi
Fase-fasenya,
antara ain :
- masa vital
- masa
estetik
- masa
intelektual
- masa
sosial
Fungsi
Keluarga
2.1 Pengertian Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah
suatu pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam
atau oleh keluarga itu.
2.2 Macam-macam Fungsi Keluarga
Macam-macam Fungsi Keluarga:
Ø Fungsi
Biologis
Persiapan
perkawinan yang perlu dilakukan oleh orang-orang tua bagi anak anaknya dapat
berbentuk antara lain pengetahuan tentang kehidupan sex bagi suami isteri,
pengetahuan untuk mengurus rumah tangga bagi ang isteri, tugas dan kewajiban
bagi suami, memelihara pendidikan bagi anak-anak dan lain-lain. Setiap manusia
pada hakiaktnya terdapat semacam tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup
keturunannya, melalui perkawinan.
Ø Fungsi
pemeliharaan
Keluarga
diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari
gangguan-gangguan, seperti:
- gangguan udara dengan berusaha menyediakan rumah
- gangguan penyakit denagan menyediakan obat-obatan
- gangguan bahaya dengan berusaha menyediakan senjata atau pengamanan lainnya.
Ø Fungsi
Ekonomi
Keluarga
berusaha menyelenggarakan kebutuhan pokok manusia, yaitu:
- Kebutuhan makan dan minum
- Kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya
- Kebutuhan tempat tinggal seperti rumah.
Berhubungan
dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok ini maka orang tua diwajibkan
untuk berusaha keras agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup makan dan
minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.
Ø Fungsi
Keagamaan
Keluarga
diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama
kepada setiap anggotanya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ø Fungsi
Sosial
Dengan
fungsi ini kebudayaan yang diwariskan itu adalah kebudayaan yang telah dimiliki
oleh generasi tua, yaitu ayah dan ibu, diwariskan kepada anak-anaknya dalam
bentuk antara lain sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang
baik burukna perbuatan dan lain-lain.
Dengan
fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal
selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh
masyarakat serta mempelajari peranan-perananyang diharapkan akan mereka
jalankan keak bila dewasa. Dengan demikian terjadi apa yang disebut dengan
istilah sosialisasi.
Fungsi-fungsi
keluarga dalam sosial meliputi beberapa hal sebagai berikut:
·
Pembentukan kepribadian
·
Sebagai alat reproduksi
·
Keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat
·
Sebagai lembaga perkumpulan perekonomian
·
Keluarga berfungsi sebagai pusat pengasuhan dan
pendidikan
·
Membina anak dalam bersosialisasi
·
Meneruskan nilai-nilai budayanya.
Ø Fungsi
Pendidikan
·
Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan dan
membentuk perilaku anak
·
Mempersiapkan anak untuk masa depannya.
·
Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangannya.
Individu,
Keluarga, dan Masyarakat
3.1 Pengertian Keluarga
Menurut Ki Hajar
Dewantara, keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh
satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang
hakiki, esensial, enak, dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu
untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
Menurut Sigmund Freud keluarga
itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Bahwa menurut beliau
keluarga merupakan manifestasi daripada dorongan seksual sehingga landasan
keluarga itu adalah kehidupan seksual suami isteri.
Keluarga adalah orang
yang paling dekat dengan diri kita sendiri. Yaitu meliputi Ayah,Ibu,Adik serta
Kakak. Seperti yang pernah kita dengar ada sebuah lagu ” Harta yang paling
berharga adalah Keluarga”. Dari lagu ini dapat saya simpulkan betapa berartinya
keluarga bagi kehidupan kita. keluarga memiliki keartian yang luar memiliki
keterkaitan yang luas antara satu dengan yang lainnya. Kita boleh jauh dari
shabat,teman,pacar dan lainnya. Tapi jangan sampai kita jauh dari keluarga,
Betapa indahnya jika kita memiliki keluarga yang mana selalu setia menemani
kita dikala sedih atau pun senang.
3.2 Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah suatu
kelompok manusia yang telah memiliki tatanan hidup, norma-norma, adat istiadat
yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya. Tatanan kehidupan, norma-norma, dan
adat istiadat itulah yang menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan
mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri
kehidupan yang khas. Suatu kelompok masyarakat dapat berupa suatu suku bangsa,
atau juga berlatar belakang dari berbagai suku. Dalam pertumbuhan dan
perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi dua, yaitu masyarakat
sederhana dan masyarakat maju (modern).
3.3 Dua golongan masyarakat
a. Kelompok
primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar
anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Di karenakan para
anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, sehingga mereka mengenal
lebih dekat, lebih akrab.
dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar rasasimpati dan secara sukarela.
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.
dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar rasasimpati dan secara sukarela.
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.
b. Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karen yaitu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi.
Namun demikian, kelompok tidak resmi juga mempunyai pembagian kerja, peranan-peranan serta hirarki tertentu, norma-norma tertentu sebagai pedoman tingkah laku para anggota beserta konvensi-konvensinya. Tetapi hal ini tidak dirumuskan secara tegas dan tertulis seperti pada kelompok resmi (W.A. Gerungan, 1980 : 91).
Contoh : Semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan, atau organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memiliki anggota kelompok tidak resmi.
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karen yaitu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi.
Namun demikian, kelompok tidak resmi juga mempunyai pembagian kerja, peranan-peranan serta hirarki tertentu, norma-norma tertentu sebagai pedoman tingkah laku para anggota beserta konvensi-konvensinya. Tetapi hal ini tidak dirumuskan secara tegas dan tertulis seperti pada kelompok resmi (W.A. Gerungan, 1980 : 91).
Contoh : Semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan, atau organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memiliki anggota kelompok tidak resmi.
3.4 Perbedaan antara kelompok masyarakat non
industri dengan masyarakat industri
Perbedaannya adalah masyarakat non industri masih ada keeratan hubungan
dengan setiap anggota lainnya, sedangkan masyarakat industri mungkin belom
terlalu erat dengan anggota lainnya. Mungkin karena bekerja terlalu keras,
mereka tidak memperdulikan daerah sekitar mereka.
1. Masyarakat non Industri
Secara garis besar, kelompoknasional atau organisasi kemasyarakatan non
industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary
group) dan kelompok sekunder (secondary group)
Ø Kelompok Primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok ”face to face group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab.Sifat interaksidalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok, yaitu menerima serta menjalankan tugas idak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Contoh-contoh kelompok primer, antara lain : keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok agama, dan lain sebagainya.
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok ”face to face group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab.Sifat interaksidalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok, yaitu menerima serta menjalankan tugas idak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Contoh-contoh kelompok primer, antara lain : keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok agama, dan lain sebagainya.
Ø kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.Oleh karena itu, sifat interaksi, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional. Obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/tugas atas dasar kemampuan : keahlian tertentu, disamping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah dif lot dalam program-program yang telah disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.Oleh karena itu, sifat interaksi, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional. Obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/tugas atas dasar kemampuan : keahlian tertentu, disamping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah dif lot dalam program-program yang telah disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
2. Masyarakat Industri
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas
masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling
ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal
pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian atau
kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan
kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada
batas-batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las, ahli
mesin, ahli listrik, ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan
timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula, ide-ide kolektif untuk
diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin komplek pembagian
kerja, semakin banyak tibul kepribadian individu.
Perbedaan antara masyarakat industry dan masyarakat non industry adalah terdapat pada mata pencarian peranan serta tempat dimana mereka berada. Jika di non industry masyarakat yanga ada di atur atas dasar pertimbangan rasional sehingga masyarakat non industry sekunder kurang memiliki sifat kekeluargaan yang bagus.
Perbedaan antara masyarakat industry dan masyarakat non industry adalah terdapat pada mata pencarian peranan serta tempat dimana mereka berada. Jika di non industry masyarakat yanga ada di atur atas dasar pertimbangan rasional sehingga masyarakat non industry sekunder kurang memiliki sifat kekeluargaan yang bagus.
Hubungan
Antara Individu Keluarga dan Masyarakat
4.1 Makna Individu
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di
dalam lingkungan sosialnya,malainkan juga mempunyai kepribadian serta pola
tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai
persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek
psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu
aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku
menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma
kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan
ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004: 64).
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yng
menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan
memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan
kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu
yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan
lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan
menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi
penghambat proses pembentukan pribadi.
4.2 Makna Keluarga
Keluarga berasal dari bahasa sansekerta kula
dan warga “kulawarga” yang berarti “anggota” “kelompok kerabat”.
Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan
darah, bersatu.
Keluarg inti(”nuclear family”) terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak
mereka. Keluarga merupakan unit satuan masyarakat terkecil sekaligus merupakan
suatu kelompok kecil dalam masyarakat.
Menurut Sigmund Freud, keluarga terbentuk karena adanya perkawinan pria dan
wanita. Sedangkan menurut Durkhem, keluarga adalah lembaga social sebagai hasil
factor-faktor politik, ekonomi, dan lingkungan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan atau kelompok orang yang mempunyai hubungan darah dan perkawinan. Terdiri dari:
Secara umum dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan atau kelompok orang yang mempunyai hubungan darah dan perkawinan. Terdiri dari:
·
Keluarga nuklir/inti/batih (nuclear family) : Keluarga
yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
·
Keluarga tua (extended family) : Keluarga kekerabatan
yang terdiri dari 3 atau 4 keluarga batih yang terikat oleh hubungan orang tua
anak atau saudara kandung oleh suatu tempat tinggal bersama yang besar.
·
Keluarga Individu tersebut merupakan salah satu
keturunan.
4.3 Makna Masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan
kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam
lingkungannya.
Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang dapat menjadi
dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu
kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas.
Menilik kenyataan di lapangan,suatu kelompok masyarakat dapat berupa suatu
suku bangsa. Bisa juga berlatar belakang suku.Dalam pertumbuhan dan
perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana
dan masyarakat maju (masyarakat modern).
4.4 hubungan antara individu, keluarga dan
masysakat
Dalam arti yang luas, masyarakat dimaksud keseluruhuan hubungan dalam hidup
bersama tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa, dan sebagainya, atau dengan
kata lain: kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat.
Sedangkan dalam arti sempit, masyarakat merupakan sekelompok manusia yang
dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, seperti teritorial, bangsa, golongan, dan
sebagainya.
Dari definisi-definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa
masyarakat harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
1.
Harus ada perkumpulan manusia yang banyak
2.
Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama dalam
suatu daerah tertentu
3.
Adanya aturan-aturan yang mengatur mereka untuk menuju
kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Di dalam hubungan antara manusia dengan manusia yang lain, yang penting
adalah resksi sebagai akibat dari hubungan tadi. Reaksi ini menyebabkan
hubungan manusia bertambah luas. Manusia sebagai makhluk sosial manapun
tersusun dalam kelompok –kelompok. Fakta ini menunjukkan manusia mempunyai
sosial akan pembawaan kemasyarakatan.
Masyarakat dibentuk oleh individu-individu yang beradab dalam keadaan sadar
(sadar bahwa ia merupakan bagian lain dari kelompoknya). Menurut Auguste Comte,
kehendak berkumpul itu memang terkandung di dalam sifat manusia, sehingga
nyatalah bahwa manusia pada kodratnya adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang
bertindak seirama dengan kehendak umum, yaitu masyarakat.
Urbanisasi
5.1 Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau
dapat pula dikatakan urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat
perkotaan. Secara umum, sebab-sebab suatu daerah memiliki daya tarik sedemikian
rupa sehingga orang pendatang semakin banyak, adalah sebagai berikut:
1.
Daerah yang termasuk menjadi pusat pemerintahan
2.
Tempat tersebut letaknya sangat strategis untuk
usaha-usaha perniagaan
3.
Timbulnya industri di daerah itu, baik industri barang
ataupun jasa
5.2 Proses Terjadinya Urbanisasi
Proses Terjadinya Urbanisasi di karenakan faktor urbanisasi,
antara lain factor – factor urbanisai di bagi menjadi 3 yakni :
A.
Faktor Penarik Terjadinya
Urbanisasi
·
Kehidupan kota yang lebih
modern
·
Sarana
dan prasarana kota lebih lengkap
·
Banyak lapangan pekerjaan
di kota
·
Pendidikan sekolah dan
perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
B.
Faktor Pendorong
Terjadinya Urbanisasi
·
Lahan pertanian semakin
sempit
·
Merasa tidak cocok dengan
budaya tempat asalnya
·
Menganggur karena tidak
banyak lapangan pekerjaan di desa
·
Terbatasnya sarana dan
prasarana di desa
·
Diusir dari desa asal
·
Memiliki impian kuat
menjadi orang kaya
C.
Keuntungan Urbanisasi
·
Memoderenisasikan warga
desa
·
Menambah pengetahuan
warga desa
·
Menjalin kerja sama yang
baik antarwarga suatu daerah
·
Mengimbangi masyarakat kota
dengan masyarakat desa
PEMUDA DAN SOSIALISASI
Internalisasi
Belajar dan Spesialisasi
1.1 Pengertian
Pemuda
Pemuda adalah generasi yang diharapkan
terhadap bangsa dan negaranya untuk meneruskan generasi sebelumnya. Tapi
terkkadang pemuda zaman sekarang tidak menyadari bahwa didiri mereka terbebani
menjadi pengganti generasi sebelumnya.
1.2 Pengertian
Sosialisasi
Sosialisasi adalah suatu peroses yang
mempelajari tentang norma – norma masyarakat yang akan membentuk kepribadiannya
dilingkungan masyarakat, dan dapat berfungsi sebagai peranan di kelompok
individu.
1.3 Internalisai
Belajar dan Sosialisasi
Internalisasi adalah perubahan
dalam masyarakat. Sedangkan Sosialisasi adalah suatu peroses yang
mempelajari tentang norma – norma masyarakat yang akan membentuk keperibadiannnya
dilingkungan masyarakat. Jadi jika tidak adanya Internalisasi dan Sosialisasi
didalam lingkungan masyarakat. Maka tidak akan ada perubahan dilingkungan itu.
1.4 Proses
Sosialisasi
Proses
Sosialisasi ada 4 yaitu:
1. Tahapan
Persiapan > Tahapan ini ilakukan sejak manusia dilahirkan, pada saat anak –
anak mulai mempersiapkan dirinya untuk mengenal dunia sosialisasi dari
lingkungan rumah, media dan tempat – tempat yag disinggahinya dengan cara
meniru walaupun tidak sempurna.
2. Tahapan
Meniru > Di mana seorang anak yang mulai sempurna untuk meniru apa yang
dilakukan orang dewasa. Dia mulai mengetahui namanya, nama orang tuanya, dan
apa yang dilakukan oleh orang tuanya.
3. Tahapan Siap
Bertindak > Tahapan ini memulai seorang anak yang hanya meniru menjadi seorang
diri yang dia inginkan, menyadari adanya suatu norma yang ada dirumah maupun
dilingkungannya, dan mulai mendapatkan kompleks yang harus dihadapinya didalam
bersosialisasi.
4. Tahapan
Norma Kolektif > Tahapan ini sudah dianggap dewasa karna didalam dirinya
sudah tau sepenuhnya apa itu arti norma dalam kehidupanyang sebenarnya,
memiliki rasa peduli yang tinggi terhadap orang yang iia kenal maupun orang
yang iia tidak kenal dalam arti Masyarakat Luas.
1.5 Peran
Sosialisasi Mahasiswa dan Pemuda di Masyarakat
Peranan
Sosial Mahasiswa bisa dikatakan pemuda yang aktif dan berintelektual yang akan
berperan sebagai generasi yang diharapkan akan meneruskan generasi sebelumnya,
yang akan membangun negaranya menjadi lebih baik (maju). Sedangkan Pemuda
adalah sesorang Individu atau kelompok yang berperan aktif didalam masyarakat
dan bisa dikatakan Mahasiswa atau tidak, karena belum semua pemuda
yang berintelektual mampu secara ekonomi untuk menjenjang pendidikan yang lebih
tinggi, karna biaya pendidikan yang semakin mahal. Bisa dikatakan Pemuda
memiliki Sosialisasi yang tinggi yang dapat berperan penting dilingkungan
masyarakat kuhususnya bersosialisai untuk menjadi penengah didalam lingkungan
sekitar maupun secara luas.
Pemuda dan Identitas
2.1 Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi
muda
Pola dasar
Pembinaan dan pengembangan Generasi Muda
1. Landasan
Idiil
2. Landasan
Konstitusional
3. Landasan
Strategis
4. Landasan
Historis
5. Landasan
Normatif
Menurut Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda yang ada di
atas telah ditetapkan oleh mentri pendidikan dan kebudayaan dalam keputusan
menteri pendidikan dan kebudayaan NO 00323/U/1978 Tanggal 28 Oktober 1978.
Jadi, pembinaan dan pengembangan generasi muda adalah semua pihak yang
bersangkutan harus ikut serta dalam kepentingan generasi muda, agar satu laras
mencapai tujuan yang kita semua inginkan.
2.2 Dua Pengertian Pokok Pembinaan dan
Pengembangan Generasi Muda
Pengertian
pokok pembinaan dan pengembangan Generasi Muda ada dua yaitu :
1) Generasi
Muda sebagai Subyek
2) Generasi
Muda sebagai Obyek
Generasi
Muda subyek adalah mereka yang telah dibekali ilmu dan kemampuan serta landasan
untuk dapat mandiri dalam menyelesaikan masalah – masalah yang dihadapi bangsa,
dalam rangka kehidupan berbangsa bernegara serta pembangunan nasional.
Generasi Muda Obyek adalah mereka yang masih memerlukan bimbingan yang
mengarah kan kepada pertumbuhan potensi menuju ke tingkat yang maksimal dan
belum dapat mandiri secara fungsional di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara serta pembangunan nasional.
2.3 Masalah-masalah Generasi Muda
Banyak
sekali masalah – masalah yang ada dikalangan generasai muda, contohnya :
·
Menurunnya jiwa idealisme, patriorisme dan
nasionalisme dikalangan generasi muda.
·
Kurangnya Gizi yang dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan generasi muda.
·
Kawin Muda
·
Pergaulan Bebas
·
Meningkatnya Kenakalan Remaja (Tauran, Mabuk –
mabukan, ganja, Narkoba).
·
Belum adanya peraturan UUD yang menyangkut tentang
Generasi Muda.
2.4 Potensi-potensi generasi muda
·
Idealisme dan daya kritis
·
Dinamika dan kreativitas
·
Keberanian Mengambil Resiko
·
Opimis dan kegairahan semangat
·
Sifat kemandirian, disiplin, peduli, dan bertanggung
jawab
·
Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
·
Patriotisme dan Nasionalisme
·
Kemampuan menguasai ilmu dan teknologi
2.5 Tujuan
pokok sosialisasi
Tujuan
sosialisasi ada 4yaitu:
1. Memberikan
ketrampilan terhadap seseorang agar mampu mengimbangi hidup bermasyarakat.
2. Mengembangkan
kemampuan berkomunikasi secara efektif.
3. Membantu
mengendalikan fungsi – fungsi organic yang dipelajari melalui latihan – latihan
mawas diri yang tepat.
4. Membiasakan
diri dengan berprilaku sesuai dengan nilai – nilai dan kepercayaan pokok yang
ada dimasyarakat.
PERGURUAN DAN PENDIDIKAN
3.1 Mengembangkan
Potensi generasi muda
Potensi
Generasi Muda dapat dikembangkan melalui bidangnya masing – masing agar
tercapai suatu keinginan yang selaras antara Generasi sebelumnya dan Generasi
Baru yang akan mencapai suatu negara yang maju dan sejahtera.
3.2 Pengertian pendidikan
dan perguruan tinggi
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki ilmu di bidang keinginannya masing – masing agar
bermanfaat bagi agama, keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Sedangkan perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara
pendidikan tinggi disebut Mahasiswa sedangkan tenaga pendidikan perguruan
tinggi disebut dosen. disinilah seseorang dapat mengembangkan lebih dalam lagi
ilmu – ilmu yang telah didapat dari pendidikan sebelumnya (SD,SMP,SMA), yang
akan berpeluang besar menggantikan generasi sebelumnya, dan dapat memajukan
bangsa dan negaranya.
3.3 Alesan mengenyam pendidikan tinggi
Mengapa semua individu khususnya diIndonesia wajib
mengenyam pendidikan selama 12 tahun? maka jika tidak, akan terjadi akibat
seperti Pengangguran Semakin Banyak, Generasi Muda tidak ada, perampokan,
pembunuhan dan lain sebagainya. (Menakutkan bukan) faktor: hanya
karena pendidikan yang mahal. Syukurlah pemerintah punya
program sekolah gratis selama 9 tahun, “itu setahu saya karna saat SMA saya
masih bayar“. Jadi kesimpulannya mengapa individu harus mengenyam
pendidikan adalah karna setiap individu harus sekolah Minimal selama 12
tahun agar disaat seseorang beranjak dewasa, seseorang itu dapat bermanfaat
sebagai pemuda yang aktif didalam lingkungan masyarakat dan akan menjadi
Generasi Penerus yang akan menjadi Pemimpin yang baik mengerti rakyat dan
memajukan bangsa ini ke arah yang lebih baik. (Regeneration).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar