A.
PROSES MEMPENGARUHI
1)
Pengertian Pengaruh
Pengaruh adalah kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau kelompok. Elemen-elemen proses mempengaruhi :
Pengaruh adalah kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau kelompok. Elemen-elemen proses mempengaruhi :
- Orang yang mempengaruhi (0)
- Metode mempengaruhi (→)
- Orang yang dipengaruhi (p)
Jadi proses
mempengaruhi : 0 → p
2)
Metode mempengaruhi
- Kekuatan fisik
- Penggunaan sanksi (positif/negatif)
- Keahlian
- Kharisma (daya tarik)
3)
Daerah Pengaruh
Daerah pengaruh mencakup hubungan – hubungan :
Daerah pengaruh mencakup hubungan – hubungan :
- Antara perseorangan
- Kelompok dengan seseorang
- Seseorang dengan kelompok
4)
Hubungan antara Kekuasaan dan Pengaruh
- Analisis French-Raven
- Analisis Etzioni
- Analisis Nisbel
Contoh Kasus
: Katakanlah Anda hidup sebagai seorang pejabat. Di awal mungkin Anda memiliki
pemikiran idealis untuk hidup sederhana dan apa adanya. Namun fakta berkata
lain. Lingkungan sosial pejabat akan memaksa Anda untuk hidup di atas
kesederhanaan. Saat Anda tidak mengikuti apa budaya di lingkungan sosial
tersebut, dengan cepat sekali akan menyebar cemohan yang menjatuhkan harga diri
Anda. Mau tidak mau Anda harus mengikuti komunitas dimana Anda bergaul.
Wewenang (authority) adalah hak untuk
melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.Penggunaan wewenang secara
bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektevitas organisasi. peranan pokok
wewenang dalam fungsi pengorganisasian, wewenang dan kekuasaan sebagai metoda
formal, dimana manajer menggunakannya untuk mencapai tujuan individu maupun
organisasi.Wewenang formal tersebut harus di dukung juga dengan dasar-dasar
kekuasaan dan pengaruh informal. Manajer perlu menggunakan lebih dari wewenang resminya
untuk mendapatkan kerjasama dengan bawahan mereka, selain juga tergantung pada
kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan mereka.
Pengaruh adalah kegiatan atau keteladanan
yang baik secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan
perilaku dan sikap orang lain atau kelompok.
Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi
orang lain untuk mencapai sesuatu dengan cara yang diinginkan. Studi tentang
kekuasaan dan dampaknya merupakan hal yang penting dalam manajemen. Karena kekuasaan
merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, maka mungkin sekali setiap
interaksi dan hubungan sosial dalam suatu organisasi melibatkan penggunaan
kekuasaan. Cara pengendalian unit organisasi dan individu di dalamnya berkaitan
dengan penggunaan kekuasaan. Kekuasaan manager yang menginginkan peningkatan
jumlah penjualan adalah kemampuan untuk meningkatkan penjualan itu. Kekuasaan
melibatkan hubungan antara dua orang atau lebih. Dikatakan A mempunyai
kekuasaan atas B, jika A dapat menyebabkan B melakukan sesuatu di mana B tidak
ada pilihan kecuali melakukannya. Kekuasaan selalu melibatkan interaksi sosial
antar beberapa pihak, lebih dari satu pihak. Dengan demikian seorang individu
atau kelompok yang terisolasi tidak dapat memiliki kekuasaan karena kekuasaan
harus dilaksanakan atau mempunyai potensi untuk dilaksanakan oleh orang lain
atau kelompok lain.
Kekuasaan
amat erat hubungannya dengan wewenang. Tetapi kedua konsep ini harus dibedakan.
Kekuasaan melibatkan kekuatan dan paksaan, wewenang merupakan bagian dari
kekuasaan yang cakupannya lebih sempit. Wewenang tidak menimbulkan implikasi
kekuatan. Wewenang adalah kekuasaan formal yang dimiliki oleh seseorang karena
posisi yang dipegang dalam organisasi. Jadi seorang bawahan harus mematuhi
perintah manajernya karena posisi manajer tersebut telah memberikan wewenang
untuk memerintah secara sah.
Beberapa
Pendekatan yang Dapat Digunakan untuk Membahas Hubungan antara Kekuasaan dan
Pengaruh
kekuasaan
adalah kualitas yang melekat dalam satu interaksi antara dua atau lebih
individu (a quality inherent in an interaction between two or more
individuals). Jika setiap individu mengadakan interaksi untuk mempengaruhi
tindakan satu sama lain, maka yang muncul dalam interaksi tersebut adalah
pertukaran kekuasaan.
Menurut French dan Raven, ada lima tipe kekuasaan, yaitu :
Menurut French dan Raven, ada lima tipe kekuasaan, yaitu :
1)
Reward Power
Tipe
kekuasaan ini memusatkan perhatian pada kemampuan untuk memberi ganjaran atau
imbalan atas pekerjaan atau tugas yang dilakukan orang lain. Kekuasaan ini akan
terwujud melalui suatu kejadian atau situasi yang memungkinkan orang lain
menemukan kepuasan. Dalam deskripsi konkrit adalah ‘jika anda dapat menjamin
atau memberi kepastian gaji atau jabatan saya meningkat, anda dapat menggunkan reward
power anda kepada saya’. Pernyataan ini mengandung makna, bahwa seseorang
dapat melalukan reward power karena ia mampu memberi kepuasan kepada
orang lain.
2)
Coercive Power
Kekuasaan
yang bertipe paksaan ini, lebih memusatkan pandangan kemampuan untuk memberi
hukuman kepada orang lain. Tipe koersif ini berlaku jika bawahan merasakan
bahwa atasannya yang mempunyai ‘lisensi’ untuk menghukum dengan tugas-tugas
yang sulit, mencaci maki sampai kekuasaannya memotong gaji karyawan. Menurut
David Lawless, jika tipe kekuasaan yang poersif ini terlalu banyak digunakan
akan membawa kemungkinan bawahan melakukan tindakan balas dendam atas perlakuan
atau hukuman yang dirasakannya tidak adil, bahkan sangat mungkin bawahan atau
karyawan akan meninggalkan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
3)
Referent Power
Tipe
kekuasaan ini didasarkan pada satu hubungan ‘kesukaan’ atau liking, dalam arti
ketika seseorang mengidentifikasi orang lain yang mempunyai kualitas atau
persyaratan seperti yang diinginkannya. Dalam uraian yang lebih konkrit,
seorang pimpinan akan mempunyai referensi terhadap para bawahannya yang mampu
melaksanakan pekerjaan dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan
atasannya.
4)
Expert Power
Kekuasaan yang
berdasar pada keahlian ini, memfokuskan diripada suatu keyakinan bahwa
seseorang yang mempunyai kekuasaan, pastilah ia memiliki pengetahuan, keahlian
dan informasi yang lebih banyak dalam suatu persoalan. Seorang atasan akan
dianggap memiliki expert power tentang pemecahan suatu persoalan
tertentu, kalau bawahannya selalu berkonsultasi dengan pimpinan tersebut dan
menerima jalan pemecahan yang diberikan pimpinan. Inilah indikasi dari
munculnya expert power.
5)
Legitimate Power
Kekuasaan
yang sah adalah kekuasaan yang sebenarnya (actual power), ketika
seseorang melalui suatu persetujuan dan kesepakatan diberi hak untuk mengatur
dan menentukan perilaku orang lain dalam suatu organisasi. Tipe kekuasaan ini
bersandar pada struktur social suatu organisasi, dan terutama pada nilai-nilai
cultural. Dalam contoh yang nyata, jika seseorang dianggap lebih tua, memiliki
senioritas dalam organisasi, maka orang lain setuju untuk mengizinkan orang
tersebut melaksanakan kekuasaan yang sudah dilegitimasi tersebut.
Dari lima
tipe kekuasaan di atas mana yang terbaik? Scott dan Mitchell menawarkan satu
jawaban. Harus dingat bahwa kekuasaan hampir selalu berkaitan dengan
praktik-praktik seperti penggunaan rangsangan (insentif) atau paksaan (coercion)
guna mengamankan tindakan menuju tujuan yang telah ditetapkan. Seharusnya
orang-orang yang berada di pucuk pimpinan, mengupayakan untuk sedikit
menggunakan insentif dan koersif. Sebab secara alamiah cara yang paling efisien
dan ekonomis supaya bawahan secara sukarela dan patuh untuk melaksanakan
pekerjaan adalah dengan cara mempersuasi mereka. Cara-cara koersif dan insentif
ini selalu lebih mahal, dibanding jika karyawan secara spontas termotivasi
untuk mencapai tujuan organisasi yang mereka pahami berasal dari kewenangan yang
sah (legitimate authority).
Sebagai
esensi dari kepemimpinan, pengaruh diperlukan untuk menyampaikan gagasan,
mendapatkan penerimaan dari kebijakan atau rencana dan untuk memotivasi orang
lain agar mendukung dan melaksanakan berbagai keputusan.
Jika kekuasaan
merupakan kapasitas untuk menjalankan pengaruh, maka cara kekuasaan itu
dilaksanakan berkaitan dengan perilaku mempengaruhi. Oleh karena itu, cara
kekuasaan itu dijalankan dalam berbagai bentuk perilaku mempengaruhi dan
proses-proses mempengaruhi yang timbal balik antara pemimpin dan pengikut, juga
akan menentukan efektivitas kepemimpinan.
Jenis-jenis
spesifik perilaku yang digunakan untuk mempengaruhi dapat dijadikan jembatan
bagi pendekatan kekuasaan dan pendekatan perilaku mengenai kepemimpinan.
Sejumlah
studi telah mengidentifikasi kategori perilaku mempengaruhi yang proaktif yang
disebut sebagai taktik mempengaruhi, antara lain :
1)
Persuasi Rasional yaitu pemimpin menggunakan argumentasi logis dan bukti
faktual untuk mempersuasi pengikut bahwa suatu usulan adalah masuk akal dan
kemungkinan dapat mencapai sasaran.
2)
Permintaan Inspirasional yaitu pemimpin membuat usulan yang membangkitkan
entusiasme pada pengikut dengan menunjuk pada nilai-nilai, ide dan aspirasi
pengikut atau dengan meningkatkan rasa percaya diri dari pengikut.
3)
Konsultasi yaitu pemimpin mengajak partisipasi pengikut dalam merencanakan
sasaran, aktivitas atau perubahan yang untuk itu diperlukan dukungan dan
bantuan pengikut atau pemimpin bersedia memodifikasi usulan untuk menanggapi
perhatian dan saran dari pengikut.
4)
Menjilat yaitu pemimpin menggunakan pujian, rayuan, perilaku ramah-tamah, atau
perilaku yang membantu agar pengikut berada dalam keadaan yang menyenangkan
atau mempunyai pikiran yang menguntungkan pemimpin tersebut sebelum meminta
sesuatu.
5)
Permintaan Pribadi yaitu pemimpin menggunakan perasaan pengikut mengenai
kesetiaan dan persahabatan terhadap dirinya ketika meminta sesuatu.
6)
Pertukaran yaitu pemimpin menawarkan suatu pertukaran budi baik, memberi
indikasi kesediaan untuk membalasnya pada suatu saat nanti, atau menjanjikan
bagian dari manfaat bila pengikut membantu pencapaian tugas.
7)
Taktik Koalisi yaitu pemimpin mencari bantuan dari orang lain untuk mempersuasi
pengikut agar melakukan sesuatu atau menggunakan dukungan orang lain sebagai
suatu alasan bagi pengikut untuk juga menyetujuinya.
8)
Taktik Mengesahkan yaitu pemimpin mencoba untuk menetapkan validitas permintaan
dengan menyatakan kewenangan atau hak untuk membuatnya atau dengan membuktikan
bahwa hal itu adalah konsisten dengan kebijakan, peraturan, praktik atau
tradisi organisasi.
9)
Menekan yaitu pemimpin menggunakan permintaan, ancaman, seringnya pemeriksaan,
atau peringatan-peringatan terus menerus untuk mempengaruhi pengikut melakukan
apa yang diinginkan.
Pilihan
mengenai perilaku mempengaruhi tergantung pada position power dan
personal power yang dimiliki pemimpin terhadap orang yang dipimpinnya pada
situasi tertentu. Perilaku mempengaruhi seorang pemimpin secara langsung
mempengaruhi sikap dan perilaku orang yang dipimpin baik berupa komitmen,
kepatuhan maupun perlawanan. Hasil dari proses mempengaruhi, juga mempunyai
efek umpan balik terhadap perilaku pemimpin.Selain itu, dampak kekuasaan
pemimpin pada dasarnya tergantung pada apa yang dilakukan pemimpin dalam
mempengaruhi orang yang dipimpin.Dengan demikian, hasil dari usaha mempengaruhi
merupakan akumulasi dari keterampilan mempengaruhi, perilaku mempengaruhi, dan
kekuasaan pemimpin.
B.
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan
keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan
pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan
pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang
mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja
meliputi identifikasi masalah utama, menyusn alternatif yang akan dipilih dan
sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik. Keputusan mempunyai arti
sebagai pilihan yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Menurut MC Grew
dan Wilson keputusan merupakan akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang
diberi label pengambilan keputusan. Dipandang sebagai proses karena terdiri
atas satu aktifitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan
bijaksana. sedangkan menurut Morgan dan Cerullo mendefinisikan keputusan
sebagai sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan yang
terjadi setelah satu kemungkinan dipilih sementara yang lain dikesampingkan.
Pengambilan
keputusan adalah pemilihan diantara berbagai alternatif.
1)
Konsep Pengambilan Keputusan
- Identifikasi dan diagnosis masalah
- Pengumpulan dan analisis data yang relevan
- Pengembangan & evaluasi alternatif
- Pemilihan alternatif terbaik
- Implementasi keputusan & evaluasi terhadap hasil – hasil
2)
Tipe –Tipe Keputusan Manajemen
- Keputusan-keputusan perseorangan dan strategi
- Kepusan-keputusan pribadi & strategi
- Keputusan-keputusan dasar & rutin
3)
Model-model Pengambilan Keputusan
- Relationalitas Keputusan
- Model-model perilaku pengambilan keputusan
4)
Teknik Pengambilan Keputusan
- Teknik -teknik Kreatif: Brainstorming & Synectics
- Teknik -teknik Partisipatif
- Teknik -teknik pengambilan keputusan Modern : Teknik Delphi, Teknik Kelompok Nominal
Dua Buah
Model Fisher Dalam Proses pengambilan Keputusan
1)
Model Preskriptif
Pemberian
resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil
keputusan. Jadi model ini lebih ditentukan sesuai petunjuk atau
ketentuan.
2)
Model Deskriptif
Model ini
menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu
Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi. Dengan model ini lebih sesuai dan menggambarkan apa adanya.
Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi. Dengan model ini lebih sesuai dan menggambarkan apa adanya.
Teknik-teknik
Pengambilan Keputusan
- Teknik Kreatif
- Brainstorming
Berusaha
untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum dari kelompok dengan
memberikan kesempatan para anggota untuk melontarkan ide-idenya.
- Synectics
Didasarkan
pada asumsi bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan, dimaksudkan
untuk meningktakan keluaran (output) kreatif individual dan kelompok
2)
Teknik Partisipatif
Individu
atau kelompok dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Jadi individu atau
kelompok tersebut memberikan suara dan ambil andil dalam proses pengambilan
keputusan.
3)
Teknik Modern
- Teknik Delphi
Teknik atau
proses Delphi, pertama kali dikembangkan oleh N. C. Dalkey, Helmer, dan rekan
pada tahun 1950an dan 1960an dalam Rand Corporation, yang pada saat sekarang
terkenal sebagai suatu teknik untuk membantu pengambilan keputusan-keputusan
yang mengandung risiko dan ketidakpastian, misal forecasting jangka panjang.
Teknik
Delphi termasuk ke dalam teknik pengambilan keputusan modern yang merangsang
kreativitas dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan gagasan orang lain
untuk mencapai Konsensus dalam pengambilan keputusan kelompok. Teknik ini juga
merupakan salah satu teknik peran serta dalam pengambilan keputusan stratejik.
Teknik
Delphi yang didasarkan pada sebuah proses ter-struktur untuk mengumpulkan
dan membawa pengetahuan dari sekelompok ahli dengan cara serangkaian
kuesioner maupun yang di-kontrol dengan pendapat umpan balik (Adler dan Ziglio,
1996). Menurut Helmer (1977) Delphi merupakan perangkat komunikasi yang
berguna di antara sekelompok ahli sehingga memudahkan pembentukan kelompok itu.
Teknik
Delphi merupakan latihan dalam kelompok komunikasi antara panel secara
geografis ahli (Adler dan Ziglio, 1996) yang memungkinkan para ahli teknik
sistematis untuk menangani masalah kompleks dengan suatu tugas. Inti dari
teknik ini cukup mudah, yaitu terdiri dari serangkaian kuesioner dikirim baik
lewat mail atau melalui sistem komputerisasi, untuk pra-ahli yang dipilih grup.
Kuesioner ini dirancang untuk mendapat tanggapan dan pengembangan individu
sebagai cara untuk menimbulkan masalah yang nantinya akan diperbaiki oleh
pra-ahli.
Partisipan
untuk teknik Delphi tidak saling kenal satu sama lain. Biasanya secara fisik
berjauhan dan tidak saling bertemu. Semua komunikasi antar partisipan dengan
cara kuesioner dan umpan balik dari pemantau seorang Staf.
- ·Teknik Kelompok Nominal
Teknik
kelompok nominal (selanjutnya dipakai singkatan TKN) adalah salah satu teknik
peran serta dalam pengambilan keputusan yang lebih jarang dipakai dibanding
dengan teknik sumbang saran. Teknik ini dikembangkan oleh Dellbecq dan Van de
Ven pada tahun 1968 (Delbecq, et all., 1975), dimaksudkan sebagai suatu cara
untuk mengumpulkan pandangan dan penilaian perorangan dalam suasana
ketidakpastian dan ketidaksepakatan mengenai inti persoalan suatu masalah, lalu
mencari jalan penyelesaian yang terbaik.
Teknik
kelompok nominal adalah proses terstruktur ini mengharuskan anggota kelompok
menulis gagasan/ide secara perseorangan, kemudian melaporkannya kepada kelompok
(Departemen dalam Negeri). Teknik mengurangi adanya penyesuaian sementara
memaksimalkan partisipasi. Bentuk pembuatan keputusan ini adalah proses
mengulangi pernyataan yang meminimisir penyesuaian (conformity) dan
menggerakkan peserta untuk mengambil keputusan yang dapat mereka dukung.
Jadi
proses mempengaruhi dan pengambilan keputusan adalah proses-proses
manejerial karena secara nyata dilaksanakan oleh para manajer. Proses-proses
ini juga merupakan proses-proses organisasional karena lebih penting daripada
manajer individual dalam pengaruhnya pada pencapaian tujuan–tujuan organisasi.
Ketiga proses organisasi dan manejemen ini merupakan bagian vital sistem
organisasi formal dan mempunyai implikasi-implikasi sangat penting terhadap
perilaku organisasional.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar