Senin, 14 Oktober 2013

CIRI-CIRI, UNSUR DAN TEORI ORGANISASI



Unsur – unsur teori organisasi
Setiap organisasi berlandaskan sejumlah manusia, tiada organisasi dapat exist tanpa manusia. Organisasi – organisasi memiliki suatu tujuan yang mengarahkan upaya upaya orang di dalam organisasi demikian, menuju ke arah tertentu. Hal itu dapat saja terjadi walaupun tujuan tujuan para individu pada organisasi tersebut berbeda. Organisasi secara sadar menstruktur aktivitas aktivitas anggotanya dengan jalan membagi tugas mereka dan mengembangkan system untuk mengorganisasi. Akhirnya dapat dikatakan bahwa setiap organisasi memiliki suatu batas yang jelas, yang menyatakan siapa saja yang berada di dalamnya dan siapa saja yang berada di luarnya.
Seperti di ketahui, istilah organisasi sulit dirumuskan. Hal ini terlihat dengan adanya sejumlah definisi yang di kemukakan oleh para ahli psikolog, sosiologi dan teoretisi organisasi manajemen. Chester I.Barnard mengemukakan definisi berikut sudah lebih dari lima puluh tahun lampau disajikannya. “…an organization is a system of consciously coordinated activities or forces of two or more persons…” Dari definisi tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa  : “apabila orang yang berkumpul menjadi satu dan kemudian mereka secara formal mencapai persetujuan untuk mengombinasi upaya mereka untuk mencapai tujuan bersama, maka hasilnya berupa sebuah organisasi”
Elemen suatu organisasi adalah :
  1. Manusia
  2. Tujuan tertentu
  3. Pembagian tugas – tugas
  4. Sebuah system untuk mengorganisasi tugas
  5. Sebuah batas yang di patok, yang menunjukkan pihak yang berada di luarnya.
Tentu hal tersebut tidak berlaku bagi situasi jika dua orang sama – sama bekerja untuk mengangkat sebuah mobil yang terperosok ke dalam parit. Akan tetapi, jika orang – orang yang mencapai persetujuan untuk menyatukan sumber – sumber daya mereka dengan tujuan untuk mengangkat mobil – mobil yang terperosok  dimana – mana, dengan alas an dilaksanakan untuk mencapai nafkah, maka muncullah sebuah organisasi. Kata – kata Bernard berupa “upaya/aktivitas yang di koordinasi” secara sadar mengingatkan kepada kita bahwa di dalamnya tersirat tingkat tertentu perencanaan formal dan pembagian kerja.

Ciri – ciri organisasi umum
Sekalipun harus di akui bahwa definisi Chester I.Barnard tentang organisasi merupakan sebuah definisi baik, ia tidak menyajikan semua dominator – dominator umum penting dari organisasi – organisasi.
Edgar H.Schein, seorang psikolog keorganisasian terkenal berpendapat bahwa semua organisasi memiliki empat macam cirri atau karakteristik sebagai berikut :
  1. Koordinasi upaya
  2. Tujuan umum bersama
  3. Pembagian kerja
  4. Hierarki otoritas
Koordinasi upaya
Sering kali kita mendengar pernyataan bahwa dua “kepala” lebih baik dibanding satu kepala. Para individu yang  bekerja sama  dan mengoordinasi upaya mental atau fisikal mereka dapat mencapai banyak hal yang hebat dan menakjubkan. Perhatikan saja piramida piramida di Mesir, tembok besar di RRC sebagai contoh. Seluruh karya tersebut jauh melampaui bakat dan kemampuan seorang individu tunggal. Koordinasi upaya besar kontribusi – kontribusi individual.
Tujuan umum bersama
Koordinasi upaya tidak mungkin terjadi, kecuali apabila pihak yang telah bersatu, mencapai persetujuan untuk berupaya mencapai sesuatu yang merupakan kepentingan bersama. Sebuah tujuan umum bersama memberikan anggota organisasi sebuah rangsangan untuk bertindak.
Pembagian kerja
Dengan jalan membagi – bagi tugas kompleks menjadi pekerjaan yang terspesialisasi, maka sesuatu organisasi dapat memanfaatkan sumber daya manusia secara efisien. Pembagian kerja memungkinkan para anggota organisasi menjadi lebih terampik dan mampu karena tugas – tugas terspesialisasi dilaksanakan berulang ulang.
Hierarki otoritas
Menurut teori organisasi tradisional, apabila ingin di capai sesuatu hasil melalui upaya kolektif normal, harus ada orang yang diberi otoritas untuk melaksanakan kegiatan. Hal itu agar tujuan tujuan yang di inginkan dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Para teorisi organisasi telah merumuskan otoritas sebagai hak untuk mengarahkan dan memimpin kegiatan kegiatan pihak lain. Tanpa hierarki otoritas yang jelas, koordinasi upaya akan mengalami kesulitan, bahkan kadang kadang tidak mungkin dilaksanakan. Akuntabilitas juga dibantu apabila orang orang bekerja dalam rantai komando (the chain of command)

Teori Organisasi
Teori organisasi Muncul pada abad 19 dilatarbelakangi oleh Revolusi Inggris dan lahirnya perusahaan raksasa di Amerika Serikat. Berikut ini akan dibahas mengenai teori organisasi klasik yang dipelopori oleh max weber,teori neoklasik, dan teori organisasi modern.
Teori organisasi adalah studi tentang bagaimana organisasi menjalankan fungsinya dan bagaimana mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang yang bekerja di dalamnya ataupun masyarakat di lingkup kerja mereka.
Teori organisasi adalah suatu konsefsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat atau pendekatan tentan pemecahan masalah organisasi agar lebih berhasil dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Masalah adalah segala sesuatu yang segala sesuatu yang ada hubungannya dengan kepentingan organisasi yang memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan.
Ada banyak masalah yang dihadapi organisasi (kompleks) dan memerlukan pemecahan tersendiri sehingga muncul berbagai kajian untuk lebih memahami efektivitas organisasi Teori organisasi Muncul pada abad 19 dilatarbelakangi oleh Revolusi Inggris dan lahirnya perusahaan raksasa di Amerika Serikat.

Evoluasi Teori Organisasi Terdiri atas :
Teori Klasik
Teori tipe organisasi (Birokrasi) oleh Max Weber (Sosiolog Jerman Teori manajemen Ilmiah oleh Fredrick Winslow Taylor (AmerikaTeori ) administrative (prinsif- prinsif organisasi) oleh Henry Fayol (Prancis).
Teori Organisasi dan Manajemen Neo Klasik
Teori modern
Teori organisasi dan manajemen Jepang.

 

Teori-Teori Organisasi

Organisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah (1) kesatuan (susunan dsb) yg terdiri atas bagian-bagian (orang dsb) dll perkumpulan dsb untuk tujuan tertentu; (2) kelompok kerja sama antara orang-orang yg diadakan untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi dalam arti statis (sebagai sesuatu yang tidak bergerak/diam), dan organisasi dalam arti dinamis (organisme sebagai suatu organ yang hidup, suatu organisme yang dinamis/proses kerjasama antara orang-orang yang tergabung dalam suatu wadah tertentu untuk mencapai tujuan bersama seperti yang telah ditetapkan secara bersama pula).
Organisasi ditandai adanya kepemimpinan, dan hal ini termasuk kedalam salah satu faktor penting bagi keorganisasian, seperti ungkapan Davis yang menyebutkan bahwa “Organization is any group of individual that is working toward some common end under leadership.”(organisasi adalah suatu kelompok orang yang sedang bekerja ke arah tujuan bersama dibawah kepemimpinan (Davis, 1951,).
organisasi
Teori organisasi adalah suatu konsepsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat atau pendekatan tentang pemecahan masalah organisasi sehingga dapat lebih berhasil bahkan pada gilirannya organisasi dapat mencapai sasaran yang ditetapkan, adapun yang dimaksud masalah itu sendiri adalah segala sesuatu yang memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan.
Masalah yang dihadapi oleh organisasi sangat kompleks dari setiap masalah organisasi yang sangat kompleks itu memunculkan berbagai kajian untuk lebih memahami efektifitas organisasi. Dari usaha intelektual itu kemudian berkembanglah berbagai teori organisasi dengan berbagai kaidah dan rumusnya.
Ada 9 macam teori organisasi yaitu teori organisasi klasik, teori organisasi birokrasi, teori organisasi human relations, teori organisasi perilaku, teori proses, teori organisasi kepemimpinan, teori organisasi fungsi, teori organisasi pembuatan keputusan dan teori organisasi kontingensi.
1. Teori Organisasi Klasik
Teori organisasi klasik disebut juga teori organisasi tradisional, teori organisasi spesialisasi, atau teori struktural. Ada 10 macam prinsip organisasi diantaranya : (1) prinsip penetapan tujuan yang jelas; (2) prinsip kesatuan perintah; (3) prinsip keseimbangan; (4) prinsip pendistribusian pekerjaan; (5) prinsip rentangan pengawasan; (6) prinsip pelimpahan wawasan; (7) prinsip departementasi; (8) prinsip penetapan pegawai yang tepat; (9) prinsip koordinasi dan (10) prinsip pemberian balas jasa yang memuaskan.
2. Teori Birokrasi
Pada dasamya teori organisasi birokrasi menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan, organisasi harus menjalankan strategi sebagai berikut:
a. Pembagian dan penugasan pekerjaan secara khusus
b. Prinsip hierarki atau bawahan hanya bertanggung jawab kepada atasannya langsung.
c. Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan dilindungi dari pemberhentian sewenang-wenang dan yang demikian disebut prinsip loyalitas.
d. Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak memandang bulu, tidak membeda-bedakkan status sosial, tidak pilih kasih. Strategi ini dinamakan prinsip impersonal
e. Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut suatu sistem tertentu berdasarkan kepada data peraturan yang abstrak. Strategi ini dinamakan prinsip uniformitas
3. Teori Human Relations
Teori ini disebut juga teori hubungan kemanusiaan, teori hubungan antara manusia, teori hubungan kerja kemanusiaaan atau the human relations theory. Suatu hubungan dikatakan hubungan kemanusiaan apabila hubungan tersebut dapat memberikan kesadaran dan pengertian sehingga pihak lain merasa puas. Pengertian tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hubungan manusia secara luas dan secara sempit. Dalam arti luas hubungan kemanusiaan adalah hubungan antara hubungan seseorang dengan orang lain yang terjadi dalam suatu situasi dan dalam semua bidang kegiatan atau kehidupan untuk mendapatkan suatu kepuasan hati.
4. Teori Organisasi perilaku
Teori ini disebut merupakan suatu teori yang memandang organisasi dari segi perilaku anggota organisasi. Teori ini berpendapat bahwa baik atau tidaknya, berhasil tidaknya organisasi mencapai sasaran yang telah ditetapkan berasal dari para anggotanya.
5. Teori Organisasi Proses
Suatu teori yang memandang organisasi sebagai proses kerjasama antara kelompok orang yang tergabung dalam suatu kelompok formal. Teori ini memandang organisasi dalam arti dinamis, selalu bergerak dan didalamnya terdapat pembagian tugas dan prinsip-prinsip yang bersifat umum (Universal).
6. Teori Organisasi Kepemimpinan
Teori ini beranggapan bahwa berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuan tergantung sampai seberapa jauh seorang pemimpin mampu mempengaruhi para bawahan sehingga mereka mampu bekerja dengan semangat yang tinggi dan tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien dan efektif, adapun sedikitnya kajian atas teori organisasi yang berhubungan dengan masalah kepemimpinan dapat dibedakan atas:
a. Teori Otokratis
b. Teori Demokrasi
c. Teori kebebasan (Teory laissez fairre)
d. Teori Patnernalisme
e. Teori Personal atau pribadi.
f. Teori Non-Personal
7. Teori Organisasi Fungsi
Fungsi adalah sekelompok tugas atau kegiatan yang harus dijalankan oleh seseorang yang mempunyai kedudukan sebagai pemimpin atau manager guna mencapai tujuan organisasi. Sekelompok kegiatan yang menjadi fungsi seorang pemimpin atau manager terdiri dari kegiatan menyusun perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pemberian motifasi atau bimbingan (Motivating), pengawasan (Controlling), dan pengambilan keputusan (Decision making).
8. Teori Pengambilan Keputusan
Teori ini berlandaskan pada adanya berbagai keputusan yang dibuat oleh para pejabat disetiap tingkatan, baik keputusan di tingkat puncak yang memuat ketentuan pokok atau kebijaksanaan umum, keputusan di tingkat menengah yang memuat program-progam untuk melaksanakan keputusan adminitratif, maupun keputusan di tingkat bawah.
9. Teori Kontingensi (Teori Kepentingan)
Teori ini berlandaskan pada pemikiran bahwa pengelolaan organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila pemimpin organisasi mampu memperhatikan dan memecahkan situasi tertentu yang sedang dihadapi dan setiap situasi harus dianalisis sendiri.
Dari semua teori ini, tidak satu teori pun yang dianggap paling lengkap atau paling sempurna, teori-teori itu satu sama lain saling mengisi dan saling melengkapi. Teori dianggap baik dan tepat apabila mampu memperhatikan dan menyesuaikan dengan lingkungan dan mampu memperhitungkan situasi-situasi tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar